A.
PENGERTIAN DELIQUENT CHILDREN
Secara sederhana anak-anak yang melanggar norma sosial dan anti
sosial bisa dikatakan anak-anak nakal (delinquent
children). Dengan kata lain bahwa anak nakal ialah anak yang melanggar
norma & anti sosial.
Secara khusus anak-anak nakal juga dapat dipahami melalui beberapa
pendekatan, seperti di bawah ini;
1)
Pendekatan psikologis
Pendekatan
psikologis terutama menggunakan psychoanalysis
theory bahwa kenakalan anak karena kegagalan pembentukan aspek sosial/ aspek
moral (super ego) pada anak.
Gangguan psikiatrik bisa juga merupakan penyebab timbulnya kenakalan
anak. Berdasarkan patologi intra psikis bisa menjadi penyebab kegagalan
hubungan interpersonal antara orangtua dengan anaknya diawal kehidupannya.
Gangguan hubungan interpersoal ini bisa menimbulkan neurotik bahkan bisa
psikotik atau disorder yang lainnya
antara lain anti sosial.
o
Johnson dan Szurck mengatakan bahwa
kenakalan anak adalah sebagai lubang dari super ego (super egonya berlubang).
o
Mowrer (1961) mendifinisikan kenakalan
anak sebagai rendahnya moral yang disebabkan oleh lemahnya kata hati karena
pengajaran yang salah (kurang tepat) pada awal kehidupan anak.
o
Bandura dan Walter mengatakan bahwa
kenakalan anak merupakan manifestasi frustrasi terhadap kebutuhannya.
Manifestasi frustrasi tersebut dapat juga berupa agresi.
o
Travis dan Hirchi mengatakan bahwa
kenakalan ditentukan oleh tindakan yang mengakibatkan masyarakat menghukum pada
pelakunya.
o
C. Burt mengatakan bahwa anak dapat
dianggap nakal ketika kecenderungan antisosialnya tampak menjadi tindakan
nyata.
o
Richard A.Cloward mengatakan bahwa
tindakan nakal adalah perilaku yang melanggar norma masyarakat. Apalagi ketika
diketahui secara resmi bahwa tindakan tersebut dinilai oleh agen hukum kriminal
benar-benar telah melanggar norma.
2)
Pendekatan keagamaan.
Secara
umum manusia berkemauan (berkeinginan) bebas. Pada umumnya manusia akan
menuntut kepuasan dan menolak ketidak-enakan. Menuntut kepuasan kadangkala menjadi
penyebab tindakan nakal. Kepuasan sebagai sumber kenalan. Bagi yang percaya
bahwa sesudah mati seseorang akan diminta mempertanggung jawabkan seluruh
perilakunya, dan yang berperilaku salah akan menerima hukuman maka dia akan
lebih berhati-hati dalam kebebasan memenuhi kepuasannya. Sedangkan bagi yang
tidak percaya hal tersebut maka dia secara bebas berperilaku semaunya untuk
memenuhi kepuasannya. Keyakinan tentang hal ini akan menjadi faktor penyebab
muncul tidaknya perilaku kenakalan.
3)
Pendekatan biologis.
Menurut
pendekatan biologis bahwa perilaku anti sosial didasarkan pada faktor genetik. Perilaku antisosial
ditimbulkan oleh faktor organis yaitu karena nervous system yang pathologis sehingga dalam menyesuaikan terhadap lingkungan
sosialnya nampak nakal.
4)
Pendekatan sosiologis.
Pendekatan
sosiologis menitikberatkan pada kondisi sosial sebagai penyebab timbulnya
perilaku anti sosial.
o
Menurut Teori Merton bahwa
munculnya perilaku anti sosial ketika anak tidak menemukan identifikasi cara
untuk memenuhi tujuannya (keinginannya/kebutuhannya) sehingga ia menggunakan
perilaku yang bertentangan dengan norma sosial (anti sosial). Perilaku anti
sosial merupakan kegagalan usaha memperoleh legitimasi masyarakat ketika anak
ingin mencapai tujuannya.
5)
Pendekatan hukum.
Karena
anak-anak masih berusia terlalu muda untuk dikenai sangsi hukum maka kenakalan
anak-anak belum bisa dikatakan perilaku melanggar hukum. Anak yang nakal belum
bisa dihukum tetapi harus dibina oleh orangtuanya atau dititipkan kepada
lembaga penitipan pendidikan anak. Jadi anak yang nakal perlu pembinaan yang
intensif dan bukan dikenai sangsi hukuman.
6)
Pendekatan kesehatan mental.
Menurut
kesehatan mental bahwa kenakalan anak adalah ekspresi dari kebutuhannya.
Perilaku nakal adalah merupakan gejala dari kebutuhannya yang ingin dipenuhi
dengan cara-cara yang tidak bisa diterima oleh lingkungan sosialnya. Misalnya :
anak berusaha memenuhi keinginan kebutuhannya tetapi dia tidak mempunyai uang
lalu dia mencuri atau cara-cara lainnya yang tidak disukai oleh lingkungan
masyarakatnya.
B.
KARAKTERISTIK ANAK-ANAK NAKAL
1). Fisik.
Bentuk tubuh yang mesomorphic,
otot yang kuat dan kekar
2). Temperament.
Extrovert, impulsive,
restless, aggressive, destructive.
3). Sikap.
Menolak otoritas, tampak menyimpang, jahat.
4). Psikologis
Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya cenderung tidak
metodologis (cenderung semrawut).
Ekspresinya cenderung langsung dan konkrit dari pada intelektual simbolik.
5). Sosio cultural
Emosinya kurang lembut, kurang stabil, standar
moralnya rendah.
C.
TIPE-TIPE PERILAKU KENAKALAN
ANAK
Tipe-tipe tindakan kenakalan sangat bervariasi mengikuti variasi
budaya, variasi kondisi sosial-ekonomi dan variasi yang lainnya. Tidak ada tipe
kenakalan yg universal untuk semua wilayah dan daerah. Dibawah ini hanya contoh
sebagian saja dari tipe-tipe tindakan kenakalan.
1). Kecenderungan serakah
Tindakan kenakalan anak-anak mempunyai arah memuaskan kecenderungan
serakahnya. Mencuri yg dimulai dari lingkungan keluarga, tetangga, sekolah,
toko, dst. Mereka mencuri beberapa barang yang mempunyai nilai emosional
(sentimental) seperti saputangan, cicncin, dsb. Pencu rian yg demikian
merupakan tindakan melepaskan ketegangan seksual dika langan remaja.
Kadang-kadang mencuri berhubungan dengan keirian (kecemburuan), kebencian atau
agresi. Ada juga tindakan pencurian di kalangan remaja merupakan tindakan
solidaritas pada kelompoknya. Satu kelompok beramai-ramai mencuri mangga tetangganya.
2). Tindakan memalsu
Contoh tindakan memalsu adalah memalsu tanda tangan dan tindakan
memalsu yang lainnya. Kadangkala memalsu tanda tangan temannya. Bahkan memalsu
tanda tangan orang tuanya di lembar cheques
untuk mengambil uang milik orangtuanya di bank.
3). Kecenderungan agresif
Ada kecenderungan agresive dikalangan remaja. Salah satu contoh
adalah vandalisme (merusak
benda-benda yang ada disekitarnya), menyerang secara fisik dan semacamnya.
Beberapa contoh kekejaman mental.
a.
Perusakan barang-barang milik
sekolah.
b.
Berlagak jagoan (Jawa : petentang-petenteng), mengejek,
mengolok-olok,
c.
Penganiayaan pada binatang
d.
Melakukan bunuh diri
4). Kenakalan dibidang seks. Antara lain misalnya :
a). Homoseksual
(melakukan aktifitas seksual terhadap sesama jenis
kelamin)
b). Melakukan hubungan seks (heterosexual)
c). Berkata-kata yang buruk
d). Prostitution
(pelacuran)
e). Melarikan perempuan dan memperkosa
f). Exhibitionisme (menampakkan bagian tubuh/aurat)
g). Melakukan perangsangan seksual terhadap lawan jenis kelamin.
KNPI
(kissing, necking, petting, instercourse)
h). Melakukan onani (masturbation)
5). Kecenderungan lari dari situasi
Kecenderungan ini ditandai dengan ketidak mampuan
menghadapi realitas.
a)
Membolos sekolah
b)
Minggat dari rumah
D.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KENAKALAN
ANAK
Terdapat dua pandangan yang berbeda tentang penyebab
timbulnya kenakalan anak-anak. Pandangan pertama mengatakan bahwa penyebab
kenakalan anak adalah factor keturunan (heredity factor). Sedangkan pandangan
yang kedua mengatakan bahwa penyebab kenakalan anak adalah factor lingkungan.
Faktor Keturunan
Lombroso (1836-1909) orang Itali yang meneliti sejumlah penjahat dan
yang diteliti adalah ciri-ciri fisiknya. Dia meyakini bahwa Penjahat dapat
dikenali dari ciri-ciri fisiknya seperti dagu yang kuat, rambut yang
berlebih-lebihan, rahang berbentuk segi empat-besar-kuat, terdapat sejumlah
garis-garis kecil di telapak tangan nya, gerakan matanya cepat, tulang pipi lebar-keluar.
Lombroso berpendapat bahwa penjahat itu diturunkan. Pengikut (aliran) Lombroso
dikenal dengan Lombrosianisme.
William Sheldon dan Gluecks mengatakan ada hubungan antara type
tubuh (badan) dengan kenakalan. Type
mesomorph terdapat lebih banyak yang kriminal dari pada type ectomorph & endomorph. Gluecks
dalam bukunya Physique and delinquency mengatakan
bahwa faktor fisik dapat membedakan yang nakal dan yang tidak nakal.
Healy dan Bronner dalam penelitiannya terhadap delinquents mengatakan bahwa 37 % delinquents mempunyai intelegensi
sub-normal. Delinquents lebih banyak
berasal dari mentally-handicapped daripada kelompok normal.
Faktor-faktor lingkungan
a)
Lingkungan rumah
Interaksi dalam lingkungan keluarga merupakan interaksi yang face to
face, sangat intim/sangat hangat, sehingga lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian anak.
ü Broken Home
Prosentasi terbesar para delinquent children berasal
dari keluarga yang broken home. Penyebab broken home, antara lain;
i.
Kesulitan penyesuaian
pernikahan/perkawinan
Terdapat ketidak cocokan antara suami
istri. Mereka tidak bisa bekerjasama. Kondisi semacam ini mempengaruhi
poerkembangan kesehatan mental anak. Anak cenderung menjadi nakal.
ii.
Ayah-ibu yang bekerja
Ayah dan ibu yang terlalu sibuk bekerja mengejar karir
pekerjaan, waktu & tenaganya tersita untuk pekerjaannya sehing ga perhatian
pada anaknya menjadi berkurang, anaknya kurang dibimbing. Anaknya cenderung
menjadi nakal. Ada
perkecualian bagi ayah-ibu yang bekerja tetapi masih efektif membimbing anak
nya maka anaknya akan tumbuh-kembang menjadi anak yang baik. Kuncinya terletak
pada efektifitas bimbingan orangtua pada anaknya.\
ü Kemiskinan
Karena kemiskinan orang tua tidak dapat memenuhi
kebutuhan anaknya, sehingga anak akan cenderung nakal. Kondisi kemiskinan
nyaris kekufuran (kenakalan). Meskipun demikian tidak selalu anak yang nakal
berasal dari keluarga miskin.
ü Ketidakmampuan kedua orang tua
Jika kedua orang tuanya baik secara fisik maupun secara mentalnya
berkemampuan abnormal (karena kecacatan), sehingga tidak mampu mengontrol
perilaku anaknya maka berke-mungkinan besar anaknya cenderung bertindak nakal.
ü Displin yang rusak
Jika orangtua tidak mempunyai kriteria disiplin yang baik, kadang
terlalu keras dan kadang terlalu lembek. Tipe disiplin yang demikian
menciptakan konflik mental pada diri anak. Jika orang tua sering bercekcok,
sering bertengkar, sering minum (mabuk) dihadapan anak atau sering mencela anak
maka tindakan orangtua yang demikian akan berpengaruh buruk pada anak.
ü Kurangnya kasih sayang
Jika orangtua menelantarkan (mengabaikan) anak, orangtua tidak ada
perhatian pada anaknya maka anak akan merasa tidak aman. Kondisi yang demikian
sangat kondusif untuk munculnya kenakalan anak.
ü Perlakuan berat sebelah oleh orang tua
Perlakukan orangtua yang berat sebelah pada anaknya maka menjadikan
anaknya cenderung berkembang perasaan antisosial.
ü Ketegangan tak terucapkan
Kadangkala dalam hubungan antar anggota keluarga terdapat ketegangan
yang tak terucapkan. Kondisi ketegangan yang demikian tidak memberikan kepuasan
emosional pada anak. Anak akan mencari kepuasan emosional di luar rumah. Jika
nasibnya buruk maka dia akan memperoleh teman yang akan mempengaruhi
kenakalannya.
ü Kurangnya hiburan di rumah
Jika di rumah tidak difasilitasi aktifitas rekreasi maka anak akan
cenderung memendam perasaan terkurung dalam rumah. Kondisi ini merupakan salah
satu faktor yang mendorong munculnya kenakalan anak.
ü Rendahnya kode moral keluarga
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kenakalan anak adalah
kode moral keluarga. Jika anak tumbuh-kembang dalam kode moral keluarga yang
buruk maka dia akan cenderung berkembang ke tindakan anak yang nakal.
ü Keluarga yang berjubel
Dikota besar banyak keluarga yang berjubel dalam satu ruangan
menjadikan anak mengetahui aktivitas seksual secara sangat dini. Kondisi yang
demikian menjadikan anak cenderung berkembang menjadi nakal.
ü Pembantu rumah tangga
Dikota besar, khususnya keluarga yang status sosial-ekonominya
tinggi maka anak hidup bersama pembantu. Misalnya di jaman kerajaan ada kasus
anak raja diajari berhubungan seks dengan embok-embannya
(perempuan pengasuh anak raja). Ada
kemungkinan bahwa pembantu sebagai sumber kenakalan anak.
b)
Sekolah dan kenakalan anak
Sekolah adalah lembaga yang penting setelah keluaraga yang diikuti bertanggung
jawab terhadap pembentukan anak
ü Lokasi sekolah
Sekolah yang berlokasi dekat kawasan industri, dekat kawasan gedung
bioskop, dekat kawasan supermarket maka jika anak berada di luar sekolah maka
tidak ada yang mengontrol aktifitas anak di luar sekolahnya.
ü Kurangnya Disiplin sekolah
Jika di sekolah tidak ada disiplin atau disiplin terlalu keras maka
anak berkemungkinan besar cenderung menjadi nakal.
ü Suasana emosional sekolah
Suasana emosional di sekolah berpengaruh besar pada kenakalan anak.
Jika diantara guru, diantara petugas tata usaha, antara guru dan petugas tata
usaha, sebagian besar mereka sering saling cek- cok, sering saling bertengkar
dan murid-murid dipakai sebagai ajang permainan politik mereka maka kondisi
yang demikian merupakan suasana emosional yang buruk bagi murid-murid. Jika
sekolah dalam kondisi yang demikian maka murid-muridnya berkemungkinan besar
cenderung menjadi nakal.
ü Perlakuan berat sebelah
Kadangkala guru memiliki kelompok favorit. Kemudian kelompok yang
lain membentuk kelompok tandingan. Kadangkala terjadi pertengkaran antara kedua
kelompok tersebut (kelompok favorit dan kelompok tandingan) bisa berlangsung
lama. Kondisi ini bisa sebagai sumber kenakalan anak.
ü Kurangnya permainan dan kurangnya perpustakaan sekolah
Sekolah yang tidak memiliki tempat bermain dan tidak memiliki
perpustakaan akan cenderung lebih banyak anak yang nakal.
ü Kurangnya fasilitas sekolah
Sekolah yang tidak memiliki fasilitas-fasilitas untuk beraktifitas
para muridnya maka akan cenderung memunculkan kenakalan anak.
ü Sistem kasta di sekolah
Sekolah yang menggunakan sistem kasta maka akan cenderung
memunculkan pertengkaran.
ü Kurangnya bimbingan
Sekolah yang tidak memiliki guru khusus BK (bimbingan dan konseling)
atau tidak ada guru yang berfungsi (bertindak) sebagai guru BK maka ada
kecenderungan akan menghasilkan prosentasi yang tinggi anak nakal.
ü Kurang memberikan kebutuhan anak
Sekolah kurang memasukkan kebutuhan anak dalam aktifitas kurikuler
sehingga anak menjadi frustrasi.
Frustrasi mereka berkemungkinan besar bisa memunculkan tindakan anti
sosial.
ü Kurikulum yang buruk
Kurikulum yang buruk adalah juga salah satu faktor penunjang
munculnya kenakalan anak.
c) Masyarakat dan kenakalan anak.
Lingkungan sosial (masyarakat) juga mempunyai peranan yang besar
dalam menunjang munculnya kenakalan anak. Dibawah ini beberapa faktor yang
menunjang munculnya kenakalan anak.
ü
Favouritism.
Anak yang dari kelas sosial tertentu (anak
kongklomerat, anak pejabat, anak orang penting lainnya) tampak lebih favorit.
Kondisi semacam ini dapat merangsang munculnya kenakalan anak.
ü
Konflik antar kelas sosial
dalam masyarakat)
ü
Tension in time of war, partition, and other naturalcalamity.
Ketika ada perang, bencana alam maka muncul
ketegangan. Kondisi ketegangan ini berkemungkinan besar kenakalan anak meningkat
tinggi
E.
PENCEGAHAN KENAKALAN ANAK
Pencegahan bisa dilakukan dengan cara mengembangkan kerjasama di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Misalnya kerjasama di rumah maka seluruh
anggota keluarga diharapkan dapat membantu membangun sikap, kebiasaan, sistim
nilai pada anak. Sebagian besar kenakalan anak disebabkan karena penanganan
yang salah dari orangtuanya. Misalnya orangtua yang terlalu sibuk bekerja
sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan anaknya. Fungsi orangtua
diambil alih oleh pembantu rumah tangga atau social worker meskipun anak diberi fasilitas rekreasi, bimbingan
individual dan suasana aman namun fungsi orangtua tidak digantikan seratus
persen.
Walter dan Erikson (1969) memberikan contoh bahwa sekolah dapat mencegah munculnya kenakalan
anak dengan cara sbb :
1). Menciptakan suasana emosional di sekolah.
Di sekolah
perlu diciptakan suasana emosional yang baik dan dijauhkan dari adanya
ketegangan-ketegangan emosional
2). Sekolah
perlu memberikan fasilitas untuk aktifitas kurikuler.
3). Para guru dianjurkan untuk berperilaku yang baik agar
bisa ditiru (dicontoh) oleh anak-anak.
4). Perlu disusun kurikulum yang sesuai.
Minat dan
kebutuhan anak sebaiknya dimasukkan ke dalam kurikulum.
5). Perlu dibentuk perpustakaan sekolah yang
dilengkapi dengan buku -buku yang menarik bagi anak-anak dan perlu diciptakan
suasana yang memungkinkan terjadinya kebiasaan membaca bagi anak-anak.
F.
TERAPI ANAK-ANAK NAKAL
Terapi kenakalan
anak antara lain dengan cara reedukasi, abreaction, persuasi, sugesti, terapi
lingkungan, modifikasi perilaku.
a). Reedukasi
Anak diberi
informasi tentang problem-problem yang sering di hadapi anak misalnya masalah
hubungan dalam keluarga, masalah pergaulan, masalah sex, dst.
b). Abreaction
Abreaction artinya memberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan keterkurungannya, penyembunyian emotional-feeling-nya dengan memakai assosiasi bebas melalui
diskusi. Konselor bertindak menjadi figur orangtua yang dipercaya anak. Selain
assosiasi bebas tehnik lain (psychodrama
atau play techniques) boleh
digunakan.
c). Persuasi (pembujukan)
Konselor membujuk anak nakal agar dimasa mendatang tidak melakukan
kenakalan lagi.
d). Sugesti
Kita setuju bahwa setiap orang bisa disugesti. Usia anak-anak akan
lebih mudah disugesti dari pada usia dewasa. Sugesti disini diberikan untuk menguatkan super ego anak-anak nakal. Super ego ini berfungsi sebagai
rambu-rambu terhadap tindakan kenakalanya.
e). Terapi lingkungan
Terapi lingkungan biasanya dilakukan untuk memperbaiki lingkungan
rumah, lingkungan sekolah dsb. Orangtua disarankan untuk merubah sikap &
perilaku mereka. Sikap dan perilaku orangtua yang berubah akan menghasilkan
perubahan lingkungan sosial, lingkungan keluarga yang berubah menjadi baru bagi
anak sehingga anak akan memulai hidupnya yang baru yang lebih segar.
f). Memodifikasi
perilaku
Anak nakal itu tidak dilahirkan tetapi produk (bentukan) dari
pengaruh lingkungan sosialnya. Oleh karena itu perilaku anti sosial dapat
dipelajari kembali dengan perilaku yang baru yang tidak anti sosial. Anak dapat
belajar kembali berperilaku yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.
Beberapa tehnik memodifikasi perilau antara lain :
(1) Menentukan
perilaku yang diinginkan
(2) Memastikan penguat yang paling efektif (Misalnya
uang, kendaraan, pakaian, makanan atau
lainnya).
(3) Memastikan lakon perilaku subyek masa lalu dan
lakon perilaku subyek masa sekarang (masa lalu untuk memperoleh penguat maka
dilakukan dangan cara mencuri, masa mendatang untuk memperoleh penguat maka
perlu dilakukan dangan cara bekerja)
(4) Aplikasi modifikasi lakon sesuai dengan hasilnya
(menginginkan ken daraan dengan cara mencuri jika tertangkap bisa dihajar masa
atau masuk penjara, tetapi jika dengan bekerja maka gajinga bisa dipakai untuk
mengangsur kridit kendaraan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you