PSIKOPATOLOGI
·
Terkait dengan :
a. kemampuan
individu, motivasi, dan tipe kepribadian individu
b. interaksi
dengan lingkungan
c. friksi
antara kemampuan individual dengan tuntutan lingkungan à
stres emosional
·
Psikopatologi merupakan ilmu
yang yang mempelajari berbagai tipe perilaku yang menimbulkan friksi antara
individu dengan lingkungannya (Choca, 1976).
·
Secara
umum, dibedakan dalam 3 tipe :
a. Organic
pathology (Gangguan Organik)
Gangguan fungsi pada individu
yang disebabkan oleh kerusakan atau gangguan biologis yang berimplikasi pada
rendahnya kemampuan individu beradaptasi dengan lingkungannya.
b. Functional pathology
(Gangguan fungsi individu)
Gangguan fungsi individual karena
sebab-sebab psikologis, individu memiliki pola-pola perilaku tertentu yang
tidak mampu mengurangi friksi antara individu dengan lingkungannya.
* Tipe kepribadian yang kaku/ berlebihan
* Formasi simtom/ simtom tambahan yang terkait
dengan tipe kepribadian tertentu.
c. Situational
pathology (Gangguan
situasional)
Gangguan yang muncul akibat
situasi yang sangat menekan / stressful
sehingga individu merasa tidak berdaya mengatasi friksi dengan tuntutan
tertentu.
DIAGNOSA
·
Dasar Pembuatan Diagnosa
Perilaku normal/ abnormal à batasan
à “labeling” = klasifikasi ???
·
Tujuan
Melakukan Klasifikasi à
Diagnosa
(Kaplan & Saddock, 1994)
1. Komunikasi
2. Kontrol/
Pengendali
- pencegahan
- acuan
dalam menentukan/ mengubah terapi
3. Pemahaman
à
memahami penyebab & proses/ dinamika; mengapa kondisi tersebut bertahan.
Diagnosa : dasar
ilmiah & formal dalam melakukan klasifikasi / penggolongan perilaku
abnormal.
·
Prinsip-prinsip Diagnosa :
a. Prinsip
Parcimony
Menentukan diagnosa berdasar efisiensi dan keluwesan,
tetapi tetap menerangkan data yang ada dan mampu dipertanggungjawabkan.
b. Prinsip
Hierarkhi
Menentukan diagnosa berdasar tingkat keparahan/ stadium
simtom.
·
Penentuan Diagnosa
à Perhatian !
- tidak ada satupun cara baku yang dapat diterapkan untuk
semua orang.
- penentuan dalam melakukan pendekatan diagnostik yang tepat
untuk klien à umpan balik yang
ditunjukkan klien selama interviu.
à Alur Logis :
1. Petunjuk Diagnostik
a. Bina raport
b. Membuat daftar semua kemungkinan diagnosa
c. Klasifikasikan semua data asesmen dengan menentukan
gangguan sesuai petunjuk yang ada.
2. Kriteria Diagnostik
a. durasi dari gejala – sindrom psikiatrik yang menonjol
b. kadar keparahan gejala – sindrom à melihat akibat yang ditimbulkan pada kehidupan klien
c. uji hipotesa diagnostik yang telah dibuat
d. cek dengan masalah gangguan kepribadian &
psikososial, serta lingkungan
e. penggunaan pertanyaan diagnostik spesifik à untuk identifikasi tanda/ gejala penting
3. Riwayat Psikiatrik
bukti-bukti pendukung, antara lain:
riwayat premorbid, riwayat gangguan, riwayat keluarga
(bukan gangguan medis umum)
4. Diagnosa Multiaksial
a. organisasikan impresi diagnostik yang sudah ditentukan
dalam DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder); PPDGJ; ICD
Aksis I – II :
diagnosa saat ini (decision tree)
Aksis III – V : masalah medis, psikososial & lingkungan terkait, serta penilaian
fungsi umum (GAF)
b. simpulkan faktor-faktor biologis, psikologis & sosial
yang mempengaruhi diagnosa klien à precipitating factor & etiologi
gangguan.
5. Prognosis
a. bagaimana cara klien menghadapi kesepakatan treatmen
& responnya à sikap terhadap
gangguan & kesungguhan dalam treatmen
b. perhatikan sifat yang mendasari gangguan.
·
Diagnosa
Multiaksial
Di Indonesia :
a. DSM
(Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder)
DSM I (1952) s.d DSM IV (1994) à DSM IVTR (2000)
Disusun oleh American
Psychiatric Association.
b. PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan
Jiwa)
s.d PPDGJ III-R
mengacu pada ICD (International
Classification of Diseases), disusun WHO (1992)
à DSM : - untuk
keperluan pendidikan
- memuat kriteria diagnostik
- ciri: deskriptif, ateoritis, multiaksial (menyeluruh,
komprehensif)
(Millon & Davis, 2000).
Kelebihan Diagnosis Multiaksial:
a.
memperhatikan
berbagai gangguan klinis dan karakteristik kepribadian, kondisi medis umum,
problem psikososial & lingkungan, juga taraf fungsi keseharian
b.
menampilkan
bentuk yang mudah untuk mengorganisasikan & mengkomunikasikan informasi
klinis, keunikan, dan heterogenitas dari klien dengan gejala utama yang sama.
5 aksis dalam penyusunan diagnosis (berdasar DSM-IV)
Aksis I : berisi
sindrom klinis & kondisi lain yang mungkin
merupakan fokus perhatian klinis
Aksis
II : berisi
gangguan kepribadian, termasuk ciri kepribadian yang menonjol & retardasi
mental
Aksis III : kondisi medis umum
Aksis IV : problem psikososial & lingkungan
Aksis V : penilaian fungsi keseharian secara global
(GAF)
Skala 0-100
Perhatikan!
Aksis
III :
digunakan untuk melaporkan kondisi medis umum terakhir klien, yang
secara potensial berhubungan dengan gangguan yang dideritanya.
Aksis
IV : digunakan
melaporkan problem psikososial & lingkungan yang bisa mempengaruhi
diagnosa, terapi, dan prognosis gangguan;
* 1 tahun sebelum evaluasi terakhir
*
pengalaman lampau yang kontribusinya kuat terhadap gangguan yang dideritanya.
Aksis V : melaporkan
penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya klien secara menyeluruh à 1 tahun terakhir / s.d pulang
* Global Assessment of Functioning (GAF)
à
rencana penanganan, mengukur dampak pengobatan, meramalkan hasil dan pemulihan
à fungsi psikologis, sosial & pekerjaan
Contoh
penulisan diagnosis multiaksial :
Aksis I : 293.83
Gangguan Afektif berhubungan dengan Hipotiroidisme, dengan gejala
depresi
Aksis II :
V71.09 Tidak ada diagnosis
Ciri kepribadian: Histrionik
Aksis
III : 244.9 Hipotiroid
365.23
Glaucoma angle-closure kronis
Aksis
IV : Tidak ada
Aksis V : GAF 45 (saat masuk rumah
sakit)
GAF 65 (keluar rumah
sakit)
------------------------------------------------------------------------------------
Aksis I : 296.23
Gangguan Afektif Unipolar,
tanpa gejala psikotik
305.0 Penyalahgunaan
alkohol
Aksis
II : 301.6 Gangguan kepribadian dependen
Aksis
III : Tidak ada
Aksis
IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V : GAF 53 (kini)
ETIOLOGI
·
Etiologi merupakan
ilmu yang mempelajari penyebab gangguan
·
Patogenesis merupakan mekanisme atau dinamika (psikologis/ biologis/ sosial) yang
memiliki output gangguan yang saat ini dialami klien.
·
Munculnya
suatu gangguan, dipengaruhi oleh:
a. peran genetika
genotype & fenotype; trauma
b. peran psikososial
1. model perkembangan
2. model mekanisme pertahanan ego
3. model konflik intrapsikis
4. model stres
5. model gangguan perilaku
PROGNOSA
·
Prognosa merupakan
upaya mengkomunikasikan prediksi dari kondisi klien di masa mendatang.
·
Fungsinya:
a. pertimbangan untuk rencana terapi selanjutnya
b. pertimbangan perawatan atau rehabilitasi
·
Yang
perlu diperhatikan :
1. waktu munculnya gejala / onset
2. lamanya sakit
3. berapa kali kambuh / relapse à deterorasi
4. sifat/ ciri gangguan
5. dukungan sosial à terutama keluarga
6. fungsi yang masih dimiliki klien
7. bentuk treatmen; kegagalan treatmen à sikap klien terhadap treatmen dan gangguan yang
dideritanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you