SNOW


TUD'S EDUCATION

Minggu, 20 November 2011

PENGANTAR DIAGNOSA, ETIOLOGI & PROGNOSA



PSIKOPATOLOGI
·       Terkait dengan :
a.   kemampuan individu, motivasi, dan tipe kepribadian individu
b.   interaksi dengan lingkungan
c.   friksi antara kemampuan individual dengan tuntutan lingkungan à stres emosional

·       Psikopatologi merupakan ilmu yang yang mempelajari berbagai tipe perilaku yang menimbulkan friksi antara individu dengan lingkungannya (Choca, 1976).

·       Secara umum, dibedakan dalam 3 tipe :
a.  Organic pathology (Gangguan Organik)
Gangguan fungsi pada individu yang disebabkan oleh kerusakan atau gangguan biologis yang berimplikasi pada rendahnya kemampuan individu beradaptasi dengan lingkungannya.



b.  Functional pathology (Gangguan fungsi individu)
Gangguan fungsi individual karena sebab-sebab psikologis, individu memiliki pola-pola perilaku tertentu yang tidak mampu mengurangi friksi antara individu dengan lingkungannya.
*   Tipe kepribadian yang kaku/ berlebihan
*   Formasi simtom/ simtom tambahan yang terkait dengan tipe kepribadian tertentu.

c.   Situational pathology (Gangguan situasional)
Gangguan yang muncul akibat situasi yang sangat menekan / stressful sehingga individu merasa tidak berdaya mengatasi friksi dengan tuntutan tertentu.

DIAGNOSA
·       Dasar Pembuatan Diagnosa
Perilaku normal/ abnormal à batasan
à “labeling” = klasifikasi ???
·       Tujuan Melakukan Klasifikasi à Diagnosa
(Kaplan & Saddock, 1994)
1.  Komunikasi
2.  Kontrol/ Pengendali
-      pencegahan
-      acuan dalam menentukan/ mengubah terapi
3.  Pemahaman
à memahami penyebab & proses/ dinamika; mengapa kondisi tersebut bertahan.

        Diagnosa : dasar ilmiah & formal dalam melakukan klasifikasi / penggolongan perilaku abnormal.

·       Prinsip-prinsip Diagnosa :
a.  Prinsip Parcimony
Menentukan diagnosa berdasar efisiensi dan keluwesan, tetapi tetap menerangkan data yang ada dan mampu dipertanggungjawabkan.
b.  Prinsip Hierarkhi
Menentukan diagnosa berdasar tingkat keparahan/ stadium simtom.
·       Penentuan Diagnosa
à Perhatian !
-      tidak ada satupun cara baku yang dapat diterapkan untuk semua orang.
-      penentuan dalam melakukan pendekatan diagnostik yang tepat untuk klien à umpan balik yang ditunjukkan klien selama interviu.
        à Alur Logis :
1.  Petunjuk Diagnostik
a.  Bina raport
b.  Membuat daftar semua kemungkinan diagnosa
c.   Klasifikasikan semua data asesmen dengan menentukan gangguan sesuai petunjuk yang ada.
2.  Kriteria Diagnostik
a.  durasi dari gejala – sindrom psikiatrik yang menonjol
b.  kadar keparahan gejala – sindrom à melihat akibat yang ditimbulkan pada kehidupan klien
c.   uji hipotesa diagnostik yang telah dibuat
d.  cek dengan masalah gangguan kepribadian & psikososial, serta lingkungan
e.  penggunaan pertanyaan diagnostik spesifik à untuk identifikasi tanda/ gejala penting



3.  Riwayat Psikiatrik
bukti-bukti pendukung, antara lain:
riwayat premorbid, riwayat gangguan, riwayat keluarga (bukan gangguan medis umum)
4.  Diagnosa Multiaksial
a.  organisasikan impresi diagnostik yang sudah ditentukan dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder); PPDGJ; ICD
Aksis I – II   : diagnosa saat ini (decision tree)
Aksis III – V : masalah medis, psikososial & lingkungan terkait, serta penilaian fungsi umum (GAF)
b.  simpulkan faktor-faktor biologis, psikologis & sosial yang mempengaruhi diagnosa klien à precipitating factor & etiologi gangguan.
5.  Prognosis
a.  bagaimana cara klien menghadapi kesepakatan treatmen & responnya à sikap terhadap gangguan & kesungguhan dalam treatmen
b.  perhatikan sifat yang mendasari gangguan.





·       Diagnosa Multiaksial
Di Indonesia :
a.  DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder)
DSM I (1952) s.d DSM IV (1994) à DSM IVTR (2000)
Disusun oleh American Psychiatric Association.
b.  PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan Jiwa)
s.d PPDGJ III-R
mengacu pada ICD (International Classification of Diseases), disusun WHO (1992)
        à DSM : - untuk keperluan pendidikan
-      memuat kriteria diagnostik
-      ciri: deskriptif, ateoritis, multiaksial (menyeluruh, komprehensif)
             (Millon & Davis, 2000).

Kelebihan Diagnosis Multiaksial:
a.         memperhatikan berbagai gangguan klinis dan karakteristik kepribadian, kondisi medis umum, problem psikososial & lingkungan, juga taraf fungsi keseharian
b.         menampilkan bentuk yang mudah untuk mengorganisasikan & mengkomunikasikan informasi klinis, keunikan, dan heterogenitas dari klien dengan gejala utama yang sama.

5 aksis dalam penyusunan diagnosis (berdasar DSM-IV)
Aksis I   :   berisi sindrom klinis & kondisi lain yang mungkin   merupakan fokus perhatian klinis
Aksis II  :   berisi gangguan kepribadian, termasuk ciri kepribadian yang menonjol & retardasi mental
Aksis III :   kondisi medis umum
Aksis IV :   problem psikososial & lingkungan
Aksis V  :   penilaian fungsi keseharian secara global (GAF)
                  Skala 0-100
Perhatikan!
Aksis III :  digunakan untuk melaporkan kondisi medis umum terakhir klien, yang secara potensial berhubungan dengan gangguan yang dideritanya.
Aksis IV :   digunakan melaporkan problem psikososial & lingkungan yang bisa mempengaruhi diagnosa, terapi, dan prognosis gangguan;
*  1 tahun sebelum evaluasi terakhir
* pengalaman lampau yang kontribusinya kuat terhadap gangguan yang dideritanya.
Aksis V  :   melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya klien secara menyeluruh à 1 tahun terakhir / s.d pulang
                  * Global Assessment of Functioning (GAF)
                     à rencana penanganan, mengukur dampak pengobatan, meramalkan hasil dan pemulihan
                     à   fungsi psikologis, sosial & pekerjaan

Contoh penulisan diagnosis multiaksial :

Aksis I   : 293.83  Gangguan Afektif berhubungan dengan Hipotiroidisme, dengan gejala depresi
Aksis II  : V71.09       Tidak ada diagnosis
                                  Ciri kepribadian: Histrionik
Aksis III : 244.9         Hipotiroid
                365.23       Glaucoma angle-closure kronis
Aksis IV :                   Tidak ada
Aksis V  :                   GAF 45 (saat masuk rumah sakit)
                                  GAF 65 (keluar rumah sakit)
------------------------------------------------------------------------------------

Aksis I   : 296.23       Gangguan Afektif Unipolar, tanpa gejala psikotik
                305.0         Penyalahgunaan alkohol
Aksis II  : 301.6         Gangguan kepribadian dependen
Aksis III :                   Tidak ada
Aksis IV :                   Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V  :                   GAF 53 (kini)




ETIOLOGI
·       Etiologi merupakan ilmu yang mempelajari penyebab gangguan
·       Patogenesis merupakan mekanisme atau dinamika (psikologis/ biologis/ sosial) yang memiliki output gangguan yang saat ini dialami klien.
·       Munculnya suatu gangguan, dipengaruhi oleh:
a.  peran genetika
genotype & fenotype; trauma
b.  peran psikososial
1.   model perkembangan
2.   model mekanisme pertahanan ego
3.   model konflik intrapsikis
4.   model stres
5.   model gangguan perilaku


PROGNOSA
·       Prognosa merupakan upaya mengkomunikasikan prediksi dari kondisi klien di masa mendatang.
·       Fungsinya:
a. pertimbangan untuk rencana terapi selanjutnya
b. pertimbangan perawatan atau rehabilitasi
·       Yang perlu diperhatikan :
1.  waktu munculnya gejala / onset
2.  lamanya sakit
3.  berapa kali kambuh / relapse à deterorasi
4.  sifat/ ciri gangguan
5.  dukungan sosial à terutama keluarga
6.  fungsi yang masih dimiliki klien
7.  bentuk treatmen; kegagalan treatmen à sikap klien terhadap treatmen dan gangguan yang dideritanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you