A. Psikologi Timur dan Teori-Teori Kepribadian Barat
Diantara
para teoretikus kepribadian modern, C.G. Jung mungkin adalah orang yang sangat
tahu mengenai psikologi-psikologi Timur. Ia adalah sahabat Heinrich Zimmer
seorang ahli India dan ahli tentang mandala, suatu motif dasar dalam banyak
kesenian suci dari Timur. Jung menulis berbagai karya D.T. Suzuki dan Richard
Wilhem, penerjemah kitab I Ching dan teks-teks lainnya yang berisi ajaran Tao
dari China. Selain itu Jung menulis ulasan-ulasan atas karya-karya terjemahan
Evans Wentz, The Tibetan Book of the Great Liberation dan The Tibetan Book of
the Dead, dua karya penting dalam ikhtisar psikologi dari Buddhisme di Tibet.
Teman dan tetangga Jung, Hirman Hesse, menyebarkan pikiran Timur melalui
novelnya, Siddharta dan Journey to the East. Jung sampai pada hal-hal yang
asing bagi ilmu pengetahuan positivistis lewat analisisnya yang ekstensif
mengenai agama-agama timur. Meskipun ia juga diperingatan akan bahaya seorang
Barat tenggelam dalam tradisi-tradisi Timur, namun tulisan-tulisannya merupakan
jembatan utama antara psikologi-psikologi Timur dan psikologi-psikologi Barat.
Medard
Boss, seorang ekstensialis Swiss yang berpengaruh, pernah diundang ke India
untuk memberi pengarahan tentang psikiatri dan disana ia bertemu dengan
orang-orang India. Terapi-terapi Barat kurang mampu memberikan pemahaman yang sungguh-sungguh
menerangkan dengan intensitas yang sebanding dengan metode-metode dari Timur,
maka Medard Boss mencari bimbingan dari tradisi-tradisi India.
Akan
tetapi, Boss kurang terkesan dengan orang-orang Barat yang dijumpainya dengan
memakai pakaian orang-orang suci India. Menurut pendapatnya, mereka itu
membanggakan diri dengan berbagai kebijaksanaan India. Sebaliknya, para
arif-bijaksana India yang dijumpainya memberinya kesan yang sangat dalam.
Boss
kembali dari pertemuan-pertemuan ini dengan keyakinan bahwa dari pandangan
sudut-sudut ajaran dan tingkah laku guru-guru Timur, metode dan tujuan-tujuan
psikoterapi Barat tidak memadai. Jika dibandingkan dengan tingkat pemurnian
diri yang dituntut oleh latihan-latihan dari Timur, analisis latihan Barat yang
paling baik pun tidak lebih daripada suatu kursus pengantar saja.
B.
Kajian
Psikologi Timur dalam Agama-agama Timur
a.
Kajian dalam
psikologi Agama
Menurut robert H. Thouless, psikologi agama memusatkan
kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu
sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut
dengan menggunakan pendekatan psikologi. Lapangan kajian psikologi meliputi;
1.
Mempelajari tentang berbagai macam perkembangan kejiwaan keagamaan pada
setiap manusia serta sikap keberagamaan mereka.
2.
Perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya.
3.
Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan.
4.
Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap
kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang
turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
Oleh karena itu perkembangan psikologi Timur berkaitan erat
dengan perkembangan agama-agama di bagian Timur bumi seperti agama hindu di
India, Budha di India, Kristen wilayah Romawi dan Islam di Arab.
b.
Agama Hindu
1.
Sejarah
Singkat Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama yang
berkembang pesat di India dengan usia yang paling panjang diantara agama
lainnya. Agama hindu telah melahirkan kebudayaan yang kompleks di bidang
astronomi, ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lainnnya. Karena luas dan terlalu
mendetailnya jangkauan dan pemaparan dari agama hindu, kadang terasa sulit
untuk dipahami, sehingga para ahli-pun belum dapat memastikan dan menemukan
kesepakatan dalam menentukan kapan tepatnya agama Hindu diwahyukan.
Pada hakekatnya agama hindu di
india mempunyai empat fase yakni zaman waeda, zaman brahmana, zaman upanesad,
dan zaman budha. Zaman waeda dimulai pada waktu bangsa arya berada di pujab di
lembah sungai sindu, sekitar 2500-1500 tahun sebelum masehi. Pada zaman
brahmana, kekuasaan kaum brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan. Kitab
brahmana adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Pada zaman
Upanisad lebih meningkat pada pengetahuan batin yang lebih tinggi, yang dapat
membuka tabir rahasia alam gaib. Pada zaman ini muncul ajaran filsafat yang
tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa,
dan Purana.
Sebagian besar pengetahuan kuno India berasal dari
kitab Veda, yang merupakan sekumpulan pelajaran, hymne, puisi, dan prosa yang
dikompilasikan dari pengajian lisan, empat
kitab Veda masih bertahan, yakni :
1. Rig-Veda : berisi hymne-hymne pemujaan
2. Sama-Veda : berisi pengetahuan tentang melodi
3. Yajur-Veda : berisi ritual pengorbanan
4. Atharva-Veda : berisi hal-hal magis (Magics)
Tiap kitab Veda terbagi dalam empat sektor, yakni :
Mantras (hymne), Brahmanas (doa-doa ritual), Aranyaka (teks khusus untuk
pertapa) dan Upanishads (kajian untuk para filsuf).
Rig-Veda mungkin adalah yang paling populer sebagai
literatur karena memuat banyak hymne dan puisi pemujaan pada berbagai objek
ibadah, matahari, bulan, angin, fajar dan api. Ketidakpercayaan pada kemampuan
intelektual dan pengetahuan indrawi menjadi topik yang dominan, sebagai
pencarian atas pengendalian diri, kesatuan, dan pengetahuan universal. Proses
pencapaian tujuan ini melibatkan penumpahan segala ilmu, partisipasi, bahkan
kesadaran partikular yang hanya berlangsung sebentar saja.
Dugaan untuk mewujudkan tujuan tersebut disebut
Atman yang menggambarkan jiwa dari segala jiwa. Atman juga sebagai karakter
yang tak berbentuk, sangat tersembunyi, sebuah definisi teraplikasi pada
intisari individual, sehingga dikatakan kita bukanlah mind, body atau keduanya
tetapi kita impersonal, netral dan menyerap realitas.
2.
Psikologi
Timur dalam Pendidikan Agama Hindu
Pendidikan agama hindu adalah
usaha yang dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan
anak dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama hindu.
Apabila dikaji tentang makna pendidikan mengandung pengertian mengantarkan anak
ke tingkat dewasa, atau kedewasaan baik jasmani maupun rohani. Pendidikan agama
hindu sangat erat kaitannya dengan psikologi agama dalam menangani berbagai
kasus yang membentuk krisis moral. Dengan demikian kedua ilmu ini akan
memberikan kontribusi yang menanamkan konsep nilai dan norma. Dalam agama hindu
manusia sejak dilahirkan telah membawa potensi keberagamaan dan potensi ini
baru dalam bentuk sederhana, yaitu berupa kecendrungan untuk mengabdi kepada
sesuatu. Dan didalam agama hindu pendidikan dilakukan pada saat sebelum bayi (pranatal) dilahirkan dan sesudah bayi
dilahirkan. Jika kita mencoba mengaitkan antara psikologi agama dengan salah
satu pembagian daripada Panca Srada yaitu percaya dengan adanya Moksa yang
adalah kebebasan dengan ikatan keduniawian dari belenggu Karma Pala dari
Samsara. Pendekatan psikologi dalam pendidikan agama Hindu telah ada sejak
dulu, dan mempunyai sejarah yang cukup tua. Hal ini dapat dibuktikan dari
naskah-naskah hindu kuno, seperti kitab suci weda, upanisad, ramayana, dan maha
brata.
Psikologi Hindu tampak jelas
pada zaman Upanishads karena Upanishads lebih menekankan pada kebijaksanaan
ajaran Hindu dalam kaitannya manusia dengan dunianya dan memakai metode spriritual yang menyelamatkan kita
dari terlepasnya ikatan antara particular dan material. Perpindahan esensi
manusia dipandang sebagai hukuman atas kehidupan iblis dan reinkarnasi
merupakan jalan pelepasan ikatan tersebut. Dengan menghilangkan keinginan
individual melalui kehidupan pertapa, kita dapat keluar dari individualisme dan
terserap kembali ke dalam kesatuan menyeluruh dari “Yang Ada” (Being) .
Tujuan-tujuan yang diungkapkan dalam Upanishads
mengarahkan pada psikologi yang sangat bertentangan dengan dasar filosofis
ajaran Barat. Namun lambat laun Upanishads mengakui bahwa individu menegaskan
dirinya sendiri sebagai proses adaptasi dan perkembangan yang sempurna.
Implikasi penting filsafat Hindu dalam psikologi :
1. Individu memiliki karakteristik sebagai bagian dari kesatuan yang
lebih besar.
2. Penegasan individualitas dipandang bukan hanya berarti bagi dirinya
sendiri, tapi lebih kepada sebuah aktivitas yang diminimalkan dan dihindari.
3. Penekanan pada humanisme yang berdasar pada konsep dasar Hindu.
c.
Agama Budha
1.
Sejarah
Singkat Agama Budha
Sejarah agama Budha dimulai
dari abad ke-6 sebelum masehi sampai sekarang dari lahirnya sang Budha Sidharta
Gautama di India. India India
menjadi sebuah storehouse
pengetahuan-pengetahuan yang mendalam dan bervariasi.
Budha adalah satu agama tertua
yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang,
unsur kebudayaan india, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik
(Yunani), asia tengah, asia timur dan asia tenggara. Dalam proses
perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua
Asia. Sejarah agama Budha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan
mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama diantaranya adalah aliran
tradisi Theravada, Mahayana dan Vajrayana (Bajrayana) yang sejarahnya ditandai
dengan masa pasang dan surut.
2.
Kajian Agama
Budha dengan Psikologi Timur
Filsafat yang mendasari psikologi di India
terekspresikan dalam enam sistem, yaitu :
1. The Nyaya System (argumen/alasan), metode investigasi dan berpikir
di India, tujuan utamanya mencapai Nirvana, menggunakan silogisme bahwa ilmu
dapat membimbing individu untuk membebaskan diri.
2. The Vaisheshika System, menyatakan bahwa kenyataan merupakan
komposisi dari atom dan kehampaan.
3. The Sankhya System, sistem tertua yang mengidentifikasikan 25
realitas yang menyokong dunia. Tubuh diskemakan secara terperinci sebagai
substansi yang mengandung intelektualitas, kemampuan indrawi, mind, organ
perasaan dan tindakan. Jiwa (spirit) digambarkan sebagai seorang manusia,
prinsip fisik yang memberi substansi sebuah kehidupan, bersifat universal dan
plural, bukan individual.
4. The Yoga System, membebaskan tubuh manusia dari hasrat/nafsu
badaniah dan pengetahuan indrawi melalui kekuatan supernatural dengan jalan
meditasi.
5. The Purva-Mumansa System, menggunakan mind untuk mensari kebenaran.
5. The Purva-Mumansa System, menggunakan mind untuk mensari kebenaran.
6. The Vendanta System, merupakan perluasan kitab Veda yang menyatakan
prisnsip pertamanya bahwa Tuhan dan jiwa (soul) adalah suatu kesatuan,
merngaplikasikan ajarannya pada pencarian insight, keterbukaan, disiplin diri
dan keinginan untuk menemukan kesatuan dan kebahagiaan dalam Tuhan.
Perkembangan sains dan
teknologi yang sangat pesat selama kurun waktu satu abad terakhir membuat
sebagian umat budha mempertanyakan kondisi sebenarnya agama budha dalam
pandangan sains. Agama budha mempunyai peranan besar dalam bidang psikologi
karena agama budha dikatakan sebagai sains mengenai pikiran. Agama budha
digunakan dalam studi seperti terapi gangguan tidur, penyembuhan terhadap
pemikiran dan bentuk-bentuk mental yang negatif, pemahaman terhadap proses
terjadinya mimpi, tidur, dan proses kematian oleh banyak neurosientist dan
psokoterapist terkemuka.
d.
Agama Kristen
1.
Sejarah
Singkat Agama Kristen
Agama Kristen adalah sebuah
kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini meyakini bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia yang dapat menebus
manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah
Alkitab. Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang
berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan
kenaikkan Yesus dari Nazaret ke Surga. Kekristenan adalah monotheisme, yang
percaya akan tiga pribadi (dalam bahasa
Yunani Hipostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal pertama kali pada Konsili
Nicea Pertama yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I. Kata Kristen
sendiri memiliki arti “pengikut Kristus atau pengikut Yesus”.
Dalam kepercayaan Kristen Yesus
Kristus adalah pendiri gereja dan kepemimpinan gereja yang abadi. Umat Kristen
juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang pada kedua kalinya sebagai Raja
dan Hakim di dunia ini.
2.
Kajian Agama
Kristen dengan Psikologi Timur
The Cristian of Assosiation for
Psychological Studies (CAPS) menyatakan bahwa ada kesulitan bahwa tidak
menemukan teori yang jelas mengenai kekristenan. Mereka menyatakan bahwa semua kebenaran adalah
milik Tuhan
e.
Agama Islam
1.
Sejarah
Singkat Agama Islam
Islam berawal pada tahun 1622
pada saat wahyu pertama diturunkan pada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin
Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi. Nabi Muhammad di lahirkan di mekah pada Tahun
Gajah yaitu 570 Masehi. Muhammad saw dikenal sebagai pemuda as-Sidiq dan istri
pertamanya adalah Khadijah. Wahyu pertama didapatkannya ketika berusia empat
puluh tahun. Jazirah arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan
yang dilewati jalur sutra. Kebanyakan bangsa Arab merupakan penyembah berhala
dan sebagian merupakan pengikut kristen dan Yahudi. Setelah kematian Nabi
Muhammad saw kerajaan Islam berkembang hingga samudra Atlantik dan Asia Tengah di
Timur. Kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti Ummayah, Abbasiyyah, Turki
Seljuk, dan Kekhalifahan Ottomon, Kemaharajaan Mughal, India dan Kesultanan
Melakan telah menjadi kerajaan yang besar di dunia.
Kembali ke sejarah masa lalu
ada tiga corak pendekatan dalam memahami dua manusia. Pertama, pendekatan
Qur’ana-Nabawi dimana jiwa manusia dipahami dengan merujuk pada keterangan
kitab suci al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw. perbincangannya berkisar
sifat-sifat universal manusia (syahwal kepada lawan jenis, properti, uang,
fasilitas mewah, takut mati, takut kelaparan, pelit, korup, gelisah, mudah
frustasi), sebab maupun akibatnya (lupa kepada Allah, kurang berzikir, ikut
petunjuk syaitan, tenggelam dalam hawa nafsu, hidup merana, dan mati menyesal di
akhirat masuk neraka), dan beberapa karakter jiwa : yang selalu menyuruh
berbuat jahat, yang senantiasa dan yang tenang damai.
2.
Kajian Agama
Islam dengan Psikologi Timur
Psikologi
Islam adalah sebuah kajian yang baru dikenbangkan di awal tahun 60-an. Kajian
ini bermula dari usaha Dr. Zakiah Drajat yang mulai mengenalkan psikologi dari
tinjauan agama. Namun pada tahun 1994, para peminat psikologi Islam akhirnya
dikumpulkan dan munculah kesepakatan untuk menamakan pengetahuan baru tersebut
dengan nama psikologi Islam.
Pada
dasarnya, psikologi Islam lebih mengarah pada pendekatan kajian sains dengan
kajian ilmu agama, yang secara spesifiknya adalah mendekatkan kajian psikologi
pada umumnya dengan kajian Al-Qu’an. Dengan demikian maka dipahami bahwa
landasan filsafat ilmu dari psikologi Islam adalah konsep manusia menurut
Al-Qur’an.
Perkembangan
psikologi Islam dapat dikatakan cukup baik, dilihat dari makin meningkatnya
jumlah tenaga pengajar ataupun mahasiswa yang tertarik mendalami bidang
pengetahuan yang terbilang cukup baru. Tujuan dikembangkannya psikologi Islam
adalah untuk mempertahankan kesehatan mental dan keimanan dalam diri individu.
Kajian ini menitikberatkan pada dimensi spiritual dikarenakan dimensi ini
merupakan sumber dari potensi, bakat, sifat, dan kualitas dari manusia. Bahkan,
dimensi ini merupakan suatu dimensi yang tak pernah tergoyang walaupun
pemiliknya sedang sakit secara fisik maupun psikis.
C.
Perkembangan Psikologi di
beberapa Negara Timur
a.
Jepang
Jepang
telah menjadi pemimpin dari penelitian Psikologi dan jurnal Jepang menyediakan
sebuah penghargan dan bagian yang tak terhingga nilainya dari dasar Psikologi.
Penemuan model barat dari pemeriksaan psikologi di Jepang biasanya
memperhitungkan Yujiro Motiva (1858-1912) sebagai psikolog eksperimental Jepang
pertama. Ia menjadi profesor di bidang psikologi yang pertama di Jepang di
Universitas Tokyo dan mendirikan laboratorium di sana. Ia melanjutkan
penelitian bahwa ia maengawalinya dengan Hall pada kepekaan dermal. Matataro
Matsumoto (1865-1943) pergi ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt dan kembali
ke Jepang pada tahun 1980. Ia mendirikan departemen psikologi dan laboratorium
di Universitas Kyoto. Matsumoto merujuk pada sistem psikologinya sebagai
psikosinematik atau pekerjaan mental yang berupa sebuah tipe dari kontrol
psikofisiologikal dimana ia belajar secara eksperimental kondisi dari kekuatan
mental melebihi gerakan tubuh. Kwanichi Tanaak (1882-1962) instrumental dalam memperkenalkan
behaviorisme Watson di Jepang. Tanaka mempublikasikan tipe dari metode objektif
yang diusulkan oleh Watson. Koichi Matsude (1883-1947) mengusulkan versi awal
dari kognisi hewan denganh interpretasinya tentang tingkah laku hewan pada
tingkat kesadaran. Ryo Kuroda (1890-1947) berargumentasi bahwa tingkah laku dan
kesadaran adalah 2 hal dari pengalaman yang sama dan lebih bersifat komplemen
daripada kontradikti. Psikologi Gestalt diperkenalkan oleh Kanae Sakuma
(1888-1970) yang menerima pendidikan inisialnya di Jepang dan kemudian belajar
di Berlin pada tahun 1925 dan 1926. Hiroshi Hayami memperkenalkan tradisi
fenomenologikal dari Husserl yang menyediakan lebih banyak akses langsung
kepada pengalaman. Shoma Morita (1874-1938) beargumen bahwa reaksi dan
perhatian yang tak pantas terhadap tingkah laku neurotik sering
membesar-besarkan masalah dan hasil pada masa-masa ganas. Morita menawarkan
alternatif therapeutik yang dipinjam dari Zen Buddhism. Zen bersifat
antirasionalistik, tapi itu mencari jejak ilmu pengetahuan dengan intuisi dan
interpretasi daripada kepercayaan pada tulisan tradisional Budha. Tujuan dari
teori Morita adalah mencari harmoni dengan alam semesta, tidak berperang atau
menentang alam semesta. Morita menjelaskan ada 4 tingkat prosedur dimulai pada
kecemasan pasien dan berakhir pada persiapan pasien untuk mengembalikan
keberadaan tiap harinya. Model itu dikembangkan lebih lengkap pada psikologi
Zen oleh Koji Sato (1905-1971) aslinya dipengaruhi oleh Psikologi Gestalt, lalu
Sato beralih pada psikoanalisis dan Psikologi klinis. Teknik meditasi Zen
menggunakan adaptasi fisikal di perawakan dan pernapasan untuk menerima
ketenangan dan kejernihan melalui realisasi harmoni dan integrasi dari individu
dan alam semesta.
b.
India
Pada tahun 1916 di Universitas Calcuta, N.N Sangupta menjadi profesor pertama di Departemen Psikologi dan kemudian ia pergi ke Lucknow di India utara, dimana ia memulai laboratorium Psikologi pada tahun 1929. Pada tahun 1925, Universitas Mynsore juga menawarkan kurikulum Psikologi. Masyarakatr Psikoanalitik India dibangun pada tahun 1922, diikuti tiga tahun kemudian oleh sebuah organisasi yaiut Asosiasi Psikologi India yang menerbitkan Indian Journal of Psychology. Beberapa tahun kemudian muncullah yoga sebagai aplikasi dari Psikologi itu sendiri. Yoga adalah sebuah filsafat dominan dari India kuno, dari Upanishad. Yoga adalah sebuah sistem dari disip[lin diri dalam refleksi yang digunakan unutk menbantu seseorang mengumpulkan ilmu pengetahuan. Seperti yang diajarkan filsuf pertama Patanjali (150 SM) pada Yoga-Sutras-nya, tujuan dari yoga adalah mencari kebebasan diri dari semua konteks mental. Psikolog telah memperlihatkan yoga dalam jangka waktu dari indikasinya untuk terapi tingkah laku, kontrol psikofisiologikal dan perkembangan kognitif.
Pada tahun 1916 di Universitas Calcuta, N.N Sangupta menjadi profesor pertama di Departemen Psikologi dan kemudian ia pergi ke Lucknow di India utara, dimana ia memulai laboratorium Psikologi pada tahun 1929. Pada tahun 1925, Universitas Mynsore juga menawarkan kurikulum Psikologi. Masyarakatr Psikoanalitik India dibangun pada tahun 1922, diikuti tiga tahun kemudian oleh sebuah organisasi yaiut Asosiasi Psikologi India yang menerbitkan Indian Journal of Psychology. Beberapa tahun kemudian muncullah yoga sebagai aplikasi dari Psikologi itu sendiri. Yoga adalah sebuah filsafat dominan dari India kuno, dari Upanishad. Yoga adalah sebuah sistem dari disip[lin diri dalam refleksi yang digunakan unutk menbantu seseorang mengumpulkan ilmu pengetahuan. Seperti yang diajarkan filsuf pertama Patanjali (150 SM) pada Yoga-Sutras-nya, tujuan dari yoga adalah mencari kebebasan diri dari semua konteks mental. Psikolog telah memperlihatkan yoga dalam jangka waktu dari indikasinya untuk terapi tingkah laku, kontrol psikofisiologikal dan perkembangan kognitif.
c.
China
Laboratorium penelitian psikologi pertama didirikan di Universitas Beijing (Peking) pada tahun 1917, dan Departemen Psikologi yang berdiri sendiri pertama didirikan di Universitas Nanking.Asosiasi Psikologi Cina dimulai pada tahun1921 dengan Zhang Yaoxiang sebagai presiden pertama. Jurnal Psikologi berisi ringkasan dari pekerjaan eksperimen Amerika terkini. Ketika Jepang diserang 5 provinsi di Cina utara bermula pada 1937, semua kegiatan penelitian dihentikan. Kontak dengan barat benar-benar berakhir, dan usaha awal untuk kebangkitan kembali psikologi dipengaruhi olehpenasihat Soviet yang cenderung mengusulkan model dari refleksologi. The Chinese Academy of Sciences didirikan kembali pada tahun 1950 dan tahun 1956 Institut of Psychologycal Research didirikan di bawah bagian akademi biologi, yang mungkin merefleksikan pengaruh dari penasihat soviet tersebut. Pada tahun 1955 The Chinese Psychological Asasociation didirikan kembali dengan Pan Shu sebagai presidennya. Kesadaran sebagai area belajar telah dihukum sebagai perantara kelas dan penelitian psikologi telah dicela sebagai metafisikal dan borjuis.
Laboratorium penelitian psikologi pertama didirikan di Universitas Beijing (Peking) pada tahun 1917, dan Departemen Psikologi yang berdiri sendiri pertama didirikan di Universitas Nanking.Asosiasi Psikologi Cina dimulai pada tahun1921 dengan Zhang Yaoxiang sebagai presiden pertama. Jurnal Psikologi berisi ringkasan dari pekerjaan eksperimen Amerika terkini. Ketika Jepang diserang 5 provinsi di Cina utara bermula pada 1937, semua kegiatan penelitian dihentikan. Kontak dengan barat benar-benar berakhir, dan usaha awal untuk kebangkitan kembali psikologi dipengaruhi olehpenasihat Soviet yang cenderung mengusulkan model dari refleksologi. The Chinese Academy of Sciences didirikan kembali pada tahun 1950 dan tahun 1956 Institut of Psychologycal Research didirikan di bawah bagian akademi biologi, yang mungkin merefleksikan pengaruh dari penasihat soviet tersebut. Pada tahun 1955 The Chinese Psychological Asasociation didirikan kembali dengan Pan Shu sebagai presidennya. Kesadaran sebagai area belajar telah dihukum sebagai perantara kelas dan penelitian psikologi telah dicela sebagai metafisikal dan borjuis.
D.
Pengaruh penting Psikologi Timur
Walaupun psikologi-psikologi Timur
banyak menaruh perhatian pada alam kesadaran dan hukum-hukum yang mengatur
perubahannya, psikologi ini juga mengandung teori-teori kepribadian yang cukup
jelas. Tujuan dari psikologi-psikologi Timur adalah mengubah kesadaran
seseorang agar mampu melampaui batas-batas yang diciptakan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam hal ini, setiap
tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang berbeda untuk
membebaskan diri dari batas-batas ini.
Pengaruh penting Psikologi Timur terhadap sejarah
perkembangan Psikologi secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pemikiran, tradisi intelektual dan religius Daerah
Timur yang terkadang lebih kompleks dan bervariasi daripada Dunia Barat membawa
kemajuan yang baru bagi perkembangan intelektual, yang kemudian diwujudkan
dengan penemuan-penemuan kembali tulisan-tulisan kuno oleh ilmuwan-ilmuwan
Daerah Timur.
2. Ketertarikan terhadap filsuf-filsuf kuno maupun
modern dari Asia dan sistem kepercayaannya, hingga sekarang semakin memperluas
dan mempertanyakan asumsi-asumsi di balik studi tentang human process.
Disamping itu, pendekatan
psikologi-psikologi Asia didasarkan pada introspeksi dan pemeriksaan diri
sendiri yang menuntut banyak energi, berbeda dengan psikologi-psikologi Barat
yang lebih bersandar pada observasi tingkah laku.
Setiap kutipan oleh Gardner dan Louis
Murphy (1968) dari kitab-kitab suci Asia, memberikan semacam wawasan
psikologis, baik suatu pandangan tentang bagaimana jiwa bekerja, suatu teori
kepribadian, ataupun suatu model motivasi. Kendati mengakui adanya
perbedaan-perbedaan diantara psikologi-psikologi Asia tersebut, namun Gardner dan Louis
Murphy (1968) menyimpulkan bahwa psikologi-psikologi itu pada
hakikatnya merupakan suatu reaksi terhadap kehidupan yang dilihat sebagai penuh
dengan penderitaan dan kekecewaan. Cara umum untuk mengatasi penderitaan yang
dianjurkan oleh psikologi-psikologi ini adalah disiplin dan kontrol diri, yang
dapat memberikan kepada orang yang mengupayakannya “suatu perasaan ekstase yang
tak terbatas dan hanya dapat ditemukan dalam diri yang bebas dari pamrih-pamrih
pribadi”. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, minat psikologis di
Timur dan Barat “berpadu dengan sangat cepat”.
Selain itu, Alan
Watts dalam ”Psychotherapy East and West” (1961)
mengakui bahwa apa yang disebutnya “cara-cara pembebasan Timur” adalah mirip
dengan psikoterapi Barat, yakni bahwa keduanya bertujuan mengubah
perasaan-perasaan orang terhadap dirinya sendiri serta hubungannya dengan
orang-orang lain dan dunia alam. Sebagian besar terpai-terapi Barat menangani
orang-orang yang mengalami gangguan; sedangkan disiplin-disiplin Timur
menangani orang-orang yang normal dan memilih penyesuaian sosial yang baik.
Meskipun demikian, Watts melihat bahwa tujuan dari cara-cara
pembebasan itu cocok dengan tujuan terapeutik sejumlah teoritikus, khususnya
individuasi dari Jung, aktualisasi diri dari Maslow, otonomi fungsional dari
Allport, dan diri yang kreatif dari Adler.
Setelah itu, Richard Alpert
atau yang lebih dikenal dengan Ram Dass pun berpendapat bahwa meditasi dan
latihan-latihan rohani lainnya dapat menghasilkan jenis perubahan kepribadian
terapeutik yang tidak dapat dihasilkan oleh obat-obat bius. Ia juga menekankan pada
pentingnya pertumbuhan rohani, dan kekosongan hidup jika dijalani tanpa
kesadaran rohani.
Mau tanya inj referensinya darimana aja yaa?? Saya lagi cari rekomendasi pembahasan soal eastern psychology juga soalnya
BalasHapus